KEGUNAAN ALKANA, ALKENA
DAN ALKUNA
ALKANA
|
ALKENA
|
ALKUNA
|
1. sebagai bahan bakar (LPG
(mengandung metana),bensin(mengandung oktana), solar,dan minyak tanah)
2. bahan baku pembuatan bahan kimia (metanol (CH3OH),
metil klorida (CH3Cl))
3. sebagai pelarut
|
1. sebagai bahan dasar
pada industri plastik, karet sintetis, pipa PVC dan teflon
2.pembuat senyawa kimia (etanol, etilen glikol, dan
etil eter
|
1.
bahan baku pembuatan bahan sintetis (tiruan
2.Etuna(asetilena) digunakan untuk bahan bakar pada
pengelasan
|
KEGUNAAN HIDROKARBON (HC)
Bidang
|
HC dan Kegunaan
|
Pangan
|
· Glukosa (C6H12O6)
merupakan sumber energi manusia dan hewan
· Tetraterpena merupakan
senyawa betakaroten dalam wortel
· Monoterpena, senyawa
dalam jeruk (limonen)
· Propena dan butena
(untuk pemasakan buah)
|
Sandang dan papan
|
·
PVC (polivinilklorida) merupakan polimer dari
vinilklorida untuk pembuatan pipa dan karpet
·
Polipropilen/a (polimer dari propena) untuk serat,
tali plastik, bahan perahu, dan botol plastik
·
Polistirena (polifenil etena) untuk pembungkus,
isolator listrik, sol sepatu, dll
·
Poliisoprena untuk ban, sepatu, dan sarung tangan
·
Etuna (bahan sintetis serat buatan)
·
Nilon
·
Dakron (pengganti kapas untuk kasur dan bantal)
|
Seni dan estetika
|
·
Polivinil asetan untuk perekat dan cat lateks
·
Polietilen/a untuk kantong plastik, ember, panci dan
pembungkus makanan
·
Antrasena untuk zat warna
|
Industri dan
perdagangan
|
·
Etena/etilena (obat bius)
·
Pentana, heksana dan heptana (pelarut sintetis)
·
Propana (sintesis propanol)
|
Industri dan
perdagangan
|
·
Metana (zat bakar, bahan sintesis metilklorida dan
metanol)
·
Teflon (pelapis antilengket)
·
Butena (pembuatan karet sintetis
·
Gliserol (bahan kosmetik/pelembam dan industri
makanan
·
Etena/etilena untuk obat bius
|
MINYAK BUMI
Proses pembentukan minyak bumi Þ minyak bumi berasal dari proses
pelapukan fosil tumbuhan dan hewan purba yang tertimbun dan mengendap
berjuta-juta tahun yang lalu. Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa
organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di
dasar laut. Hasil peruraian
yang berbentuk cair akan menjadi
minyak bumi dan yang berwujud
gas menjadi gas alam.
Minyak bumi merupakan campuran senyawa-senyawa
hidrokarbon. Untuk dapat dimanfaatkan perlu dipisahkan melalui
distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya pada kolom
bertingkat.
Komponen minyak bumi Þ minyak bumi terdiri dari senyawa
hidrokarbon (alkana, sikloalkana,dan aromatis) 90 – 99%, senyawa karbon yang mengandung
belerang ( tioalkana: R–S–R) 0,1–7%, senyawa karbon mengandung nitrogen (
pirol(C4H5N)) 0,01–0,9%, senyawa karbon oksigen (asam karboksilat
(RCOOH)) 0,01–0,4% dan senyawa
organo logam (senyawa logam nikel) sangat kecil
Pengolahan minyak bumi. Proses pengolahan minyak
bumi:
1). Pengolahan tahap pertama
(primary processing). Pada proses ini dilakukan destilasi bertingkat sehingga
dihasilkan fraksi-fraksi:
a.
Fraksi pertama = elpiji (gas yang dicairkan = LPG)dan LNG
b.
Fraksi kedua = petroleum eter c. Fraksi ketiga = gasoline(bensin)
d. Fraksi
keempat = nafta e.
fraksi kelima= minyak tanah
f. Fraksi
keenam = minyak solar g. Fraksi ketujuh = residu (aspal, lilin
parafin)
2). Pengolahan tahap kedua
(Secondary Processing=proses lanjutan dari proses pertama). Pada proses ini
dilakukan:
1.
Cracking (perengkahan): untuk mengubah struktur
kimia senyawa HC, meliputi: pemecahan rantai/perengkahan, alkilasi (penambahan
rantai alkil), polimerisasi (penggabungan rantai C), reformasi ( Perubahan
struktur), dan isomerasi (perubahan isomer)
2.
Ekstraksi : pembersihan produk menggunakan pelarut
(solvent) seperti SO2, sehingga diperoleh produk yang lebih banyak
dan mutu yang lebih baik
3.
Kristalisasi : proses pemisahan produk melalui titk
cairnya (melting point)
4.
Pembersihan dari kontaminan (treating): untuk
mengantisipasi bila terjadi kontaminasi pada primary processing dengan
penambahan NaOH (soda kaustik) / tanah liat /
proses hidrogenasi
Tabel beberapa fraksi hasil pengolahan minyak bumi
Titik didh
|
Jumlh atom C
|
Penggunaan
|
< 20 0C
|
C1 – C4
|
LPG, bahan baku pembuatan berbagai produk petrokimia
|
20 – 60 0C
|
C5 – C6
|
Petrolium eter (pelarut non polar, cairan pembersih)
|
60 – 100 0C
|
C6 – C7
|
Nafta (ligrolin) (pelarut dan cairan pembersih)
|
40 – 200 0C
|
C5 – C10
|
Bensin (bahan bakar)
|
175 – 325 0C
|
C12 – C18
|
Kerosin (minyak tanah), bahan bakar jet
|
250 – 400 0C
|
> C12
|
Solar, minyak diesel
|
Zat cair
|
> C20
|
Oli, pelumas
|
Zat padat
|
> C20
|
Lilin parafin, aspal ter
|
Mutu bensin Þ ditentukan oleh efektifitas pembakarannya dalam mesin
(tidak terjadi knocking/ketukan pada mesin). Ketukan terjadi bila bensin
terbakar pada saat yang tidak tepat, sehingga mengganggu gerakan piston mesin.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa
n–heptana dan
isooktana. Misalnya bensin
premium yang
beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin
tersebut mengandung 80% isooktana dan 20% n–heptana.
Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: premium (bilangan oktan 80–88), pertamax
(bilangan oktan 91–92) dan pertamax plus (bilangan oktan 95)
Jumlah ketukan = nilai oktan. Semakin
tinggi angka oktan, semakin sedikit ketukan, semakin baik mutu bensin .Angka oktan dapat dinaikkan dengan
menambahkan TEL (tetra ethyl lead) Pb(C2H5)4.
TEL biasanya digunakan dalam bentuk
campurannya yang disebut Ethyl Fluid.Penambahan Ethyl Fluid yang merupakan campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2- dibromoetana dan 10% 1,2-dikloroetana sudah ditinggalkan karena menimbulkan dampak pencemaran timbale(Pb) ke udara.
Timbal (Pb) bersifat
racun yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seperti pusing, anemia,
bahkan
kerusakan
otak.
Sebagai pengganti TEL digunakan MTBE (C5OH12)
Penambahan zat antiketukan pada bensin bertujuan untuk memperlambat
pembakaran bahan bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain ditambahkan MTBE (Metyl Tertier
Butil Eter),
dan dibrom etana (C2H4Br2 ).
DAMPAK PEMBAKARAN MINYAK
BUMI
Berikut gas-gas
hasil pembakaran minyak bumi :
1. Karbon dioksida
(CO2)
CO 2 dihasilkan dari pembakaran sempurna .Reaksinya:
CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g) + Energi
Gas CO2 merupakan gas
tak berwarna,
tak berbau,
mudah larut dalam air, meneruskan sinar matahari gelombang
pendek tapi menahan
pantulan energi matahari
gelombang panjang (sinar inframerah). Jika jumlahnya melebihi ambang batas
(lebih
dari
330
bpj),
maka
akan
menyebabkan
sesak
napas dan membentuk
“selubung” di atmosfer. Gas
CO2
mempunyai kemampuan untuk
menahan energi
matahari gelombang panjang sehingga panas tidak dapat dilepaskan
ke ruang angkasa.
Peristiwa terjebaknya sinar matahari oleh
gas CO2 inilah yang disebut efek rumah kaca.
2. Karbon Monoksida (CO)
Pembakaran tidak sempurna
dari bahan bakar minyak
akan menghasilkan CO dan jelaga
yang dapat
mengotori alat-alat
seperti perkakas rumah tangga, mesin, knalpot, dan lain-lain.
Sehingga mempercepat kerusakan pada
alat-alat tersebut.
Reaksi pembakaran tak sempurna:
2 CH4(g) + 3 O2(g) → 2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi
gas CO merupakan
gas tak berwarna, tak berbau, tak
berasa, dan sukar larut dalam air. Gas CO mempunyai
daya ikat yang lebih tinggi dibanding gas oksigen terhadap hemoglobin, sehingga jika terhirup manusia menyebabkan dalam
darah lebih banyak mengandung CO daripada oksigen.
3. Oksida belerang (SO2 dan
SO3)
Oksida
belerang
(SO2 dan
SO3), oksida nitrogen
(NO dan
NO2), dan partikel-partikel
debu. Gas-gas tersebut jika masuk di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.Gas SO2 merupakan gas tak berwarna tetapi berbau sangat menyengat
dan larut
dalam air. Gas
CO2 dapat menyesakkan napas, memedihkan mata, dan mematikan daun
karena merupakan racun bagi klorofil. Gas SO2 dan SO3 di udara lembap dapat
bereaksi dengan
uap air
membentuk asam. Reaksinya:
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
Bereaksi dengan O2 membentuk
SO3 kemudian bereaksi
dengan uap air membentuk asam sulfat. Asam sulfat di udara lembap mudah larut dalam air hujan
sehingga air hujan bersifat
asam, atau dikenal dengan hujan
asam.
4. Oksida
nitrogen (NO
dan NO2)
Gas NO
merupakan gas
yang tak
berwarna tetapi
beracun. Gas NO dapat bereaksi
dengan O2 menghasilkan gas NO2.
Reaksinya:
2 NO(g) + O2(g) → 2 NO2(g) Gas NO2 berwarna merah cokelat,
berbau menyengat, mudah larut dalam air, dan beracun.
Gas NO2 dapat menyebabkan kanker karena bersifat karsinogenik.
0 komentar:
Posting Komentar